Tuesday, November 22, 2016

#RENUNGAN 2 – KULTUR ORGANISASI

Dalam mendirikan sebuah perusahaan dan memiliki usaha sekecil atau sebesar apapun, sebagai seorang pemimpin, pernahkah terlintas dalam benak kita pertanyaan: Apakah penting untuk sebuah organisasi dalam memiliki pemimpin yang karismatik? Apakah penting untuk sebuah perusahaan dalam memiliki misi? Mana yang lebih penting, pemimpin yang karismatik atau perusahaan yang memiliki visi? Pertanyaan-pertanyaan inilah selanjutnya akan membawa kita untuk dapat melihat bagaimana seharusnya sebuah perusahaan atau organisasi bergerak melangkah ke depan.
Jim Collins dalam bukunya “Built to Last” pernah membahas hal-hal tersebut, terlebih lagi bagaimana pengaruh besar atas adanya pemimpin karismatik dan perusahaan yang memiliki visi dalam keberhasilan sebuah menjaga kultur organisasi dan memahami dengan baik esensi atau isi dari visi yang ada. “Built to Last” melihat suatu perusahaan atau organisasi dengan dua perspektif, yaitu time telling dan clock building.

TIME TELLING
Time telling adalah sebuah analogi dimana hanya seorang dalam suatu lingkungan yang bisa memberi tahu waktu yang ditunjukkan dalam suatu jam karena hanya dialah yang tahu bagaimana merakit dan membaca jam tersebut. Dalam hal ini, orang tersebut sebagai pemimpin dan waktu tersebut adalah visi, ide atau ilmu yang diterapkan dalam lingkungan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa dalam lingkungan tersebut, yang memiliki visi, ide atau ilmu hanya orang tersebut dan orang-orang disekitarnya hanya mengandalkan orang tersebut sebagai tolak ukur dalam mereka bertindak, melakukan aktivitas dan keberhasilan perusahaan tersebut.

  • Pemimpin memiliki nilai hanya untuk diri sendiri.
  • Pemimpin memiliki kharisma atau kekuatan hanya untuk diri sendiri.
  • Pihak lain selain pemimpin tidak mengerti esensi atau kejelasan tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan.
  • Tidak menularkan semangat dan antusiasme pada yang lainnya.
  • Karakter dari pemimpin tersebut akan diingat, namun jika pemimpin tersebut sudah tidak tergantikan, spirit dan kultur organisasi akan hilang.
CLOCK BUILDING
Clock building menunjukkan bahwa seseorang yang juga mengajak orang lain untuk bersama-sama merakit dan mengerti dalam membaca kerja jam tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin tersebut ingin kemampuan yang ia miliki dapat dimiliki juga oleh orang disekitarnya dan tidak ingin adanya kebergantungan atau saling mengandalkan. Sejalan dengan ini, pemimpin dipandang sebagai seseorang yang seharusnya membagi kekuatan, kemampuan dan nilai yang ia miliki dengan siapapun yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini dianggap perlu karena keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya disebabkan oleh kemampuan satu orang saja tetapi juga kerja sama dan semangat yang dirasakan oleh bersama.

  • Pemimpin membagi nilai yang dimilikinya dengan orang lain.
  • Pemimpin membagi kekuatan yang dimilikinya dengan orang lain.
  • Pemimpin mampu menyampaikan dan membuat orang lain memahami visi, ide dan esensi atas apa yang dilakukan demi kesuksesan perusahaan atau organisasi.
  • Mampu menularkan semangat dan antusiasme pada yang lainnya.
  • Semua anggota atau pihak yang terlibat memberikan kontribusinya terhadap kemajuan perusahaan atau organisasi.
  • Inti dari clock building adalah membangun sebuah perusahaan atau organisasi dalam keberlanjutan.
Perbandingan dari dua hal ini dapat kita lihat dari contoh antara dua perusahaan besar dengan usaha supermarketnya. Mereka adalah Walmart dengan Sam Walton sebagai pemimpin dan Ames dengan Herbert Gilman sebagai pemimpin. Walmart merupakan supermarket yang sangat Berjaya terutama di negara-negara Barat melebihi Ames. Walton sangat terbuka dan mengizinkan karyawannya untuk memimpin, berinovasi dan mengembangkan Walmart dengan kemampuan mereka melalui kerja sama, sedangkan Gilman cenderung menjadi seorang pemimpin diktator yang banyak memberikan perintah kepada karyawannya. Hasilnya adalah Walmart sukses hingga sekarang meskipun Walton telah tiada, sedangkan Ames mengalami banyak kegagalan setelah kekuatan Gilman lenyap seiring meninggalnya Gilman. 
   




Dari hal ini dapat kita ambil pelajaran bahwa sebagai pemimpin sudah seharusnya kita mengerti bahwa perusahaan yang kita miliki kesuksesannya tidak hanya ditentukan oleh kemampuan kita dalam berpikir dan berinovasi, tetapi juga kinerja tim secara bersama-sama. Yang terpenting adalah bagaimana perusahaan akan berjalan di masa depan dengan atau tanpa adanya kita sepenuhnya. Tidak ada yang salah dalam memberikan ilmu dan energi akan memberikan semua ide, tenaga dan pikiran yang kita punya kepada orang lain, karena sejatinya kesuksesan tidak hanya apa yang dapat kita raih untuk diri sendiri, tetapi juga kepuasan hati dalam melihat kesuksesan orang lain yang ditularkan oleh kita.

Barkah Hidayat
Calon Ketua Umum DPP APERSI 2016-2020
Info tentang Barkah Hidayat klik disini
Sosial Media : InstagramFacebook



APERSI ... Maju.....

Dengan Barkah....  Lebih Maju .....

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.